Saturday, March 26, 2016

Dimana kamu? Masih adakah dirimu?


Akhir- akhir ini cuaca di tempat saya bertugas benar-benar terasa panas. Bahkan hari kamis yang lalu thermometer yang ada di dinding sekolah kami menyentuh angka 39 derajat Celcius. Ini menjadikan saya benar-benar harus ekstra hati-hati dalam menjaga kesehatan tubuh, utamanya harus banyak minum air putih agar tidak mengalami dehidrasi, walaupun sebenarnya untuk minum saja saya harus beli air mineral kemasan merk K2 (promo, siapa tahu dapat komisi air gratis) ke bandar. Entahlah, mungkin bumi ini sudah semakin tua. Atau mungkin kata orang sedang mengalami global warming akibat rumah kaca. Ah, saya ndak tahu rumah kaca, yang saya tahu hampir setiap rumah memang ada kacanya. Ada juga yang membuat istilah equinox yang menurut pakcik wikipedia ini bisa terjadi 2 kali dalam setahun (sekitar 20-an Maret dan 20-an September) ketika sumbu Bumi tidak terinklinasi terhadap Matahari, dan pusat matahari berada di bidang yang sama dengan khatulistiwa Bumi. Di Malaysia sendiri di negeri Perlis dan Kedah malah anak-anak sekolah diliburkan (kok Sabah tidak ya?). Panas ini ada yang mengatakan karena dampak elnino juga. Siapa sih Elnino itu, mbok ya jangan bikin orang panas gitu ta? (Bahasa semakin ngawur).

Tapi yang jelas, yang saya yakini adalah dunia semakin tua, atau minimal saya yang semakin tua. Jangankan bumi, saya yang baru akan menginjak angka 30 tahun (bulan depan) sudah mulai merasakan badan ada yang kurang sehat, mulai batuk pilek, ambaien, dan kemarin telinga kiri saya seperti tersumbat sesuatu sehingga praktis ndak bisa menangkap suara dari luar, oh ya ternyata rambut saya juga sudah banyak yang putih. Namun berbanding tebalik dengan umur yang semakin bertambah, amal ibadah saya seakan semakin hilang tergilas umur. Jangankan ngaji, puasa senin kamis, qiyamul lail atau sholat berjamaah di Masjid, sholat wajib 5 waktu sendiri saja tidak teratur. Doa-doa panjang yang dulu sering terpanjatkan kepada Sang Maha Kuasa pun sudah tidak pernah ada lagi. (mungkin saya sudah terlalu sombong). Al-quran sang kitab suci itu kesepian berdebu dipojok meja kamar.

Aneh memang, jaman semakin modern, segala sesuatu bisa dilakukan semakin mudah dan cepat. Termasuk untuk mengetahui saat-saat masuk waktu sholat, HP saya dan kebanyakan HP sekarang sudah terinstal azan otomatis, keakuratannya mencapai 99 %. Namun, saat dering azan berbunyi, bukan malah lari mengambil air wudhu, tapi tangan saya justru buru-buru mematikan notification azan tersebut dan dengan tenangnya meneruskan aktifitas yang sama sekali tidak penting, ya hanya browsing dan membaca berita-berita yang sebenarnya saya juga tidak tahu benar dan salahnya. Karena berita dari sumber yang sama bisa diolah menjadi berita yang berbeda sesuai dengan selera pewartanya. Saya selalu bisa bertahan berjam-jam apabila memegang HP, walaupun harus membayar pulsa internet yang lumayan mahal di negeri Malaysia ini (tapi berbanding lurus dengan jalur lebar kecepatan bandwidth yang diberikan sih). Saya akan gelisah saat HP terselip tidak diketahui dimana saya taruh terakhir atau bingung saat kuota internet tinggal 100MB, tetapi tetap tenang dan damai sama sekali tidak gelisah saat waktu dhuhur atau ashar tinggal tersisa 5 menit lagi.

Dimanakah diri saya yang dulu? Masih adakah semangat berubah di dadamu? Saat ini saya duduk santai di rumah beratap seng yang panas, dan saat kata ini tertulis terdengar Aplikasi "waktu sholat" di HPku telah mengumandangkan azan sholat Asar. Ya, keinginan untuk berubah yang saya proklamirkan 3 atau 5 tahun yang lalu itu akan saya tunaikan sekarang. Bismillah, Wassalam!!

bersambung...

No comments: