Wednesday, November 03, 2010

SEEKOR TUPAI

Pada suatu petang seorang bapak bersama anaknya yang baru menamatkan kuliahnya di sebuah Perguruan Negeri ternama di Malang sedang duduk-duduk di sebuah teras rumah di kawasan pegunungan kecamatan Dongko yang terkenal dengan tari turangga yakso dan ternak kambing e-tawanya itu.
Mereka sambil memperhatikan pemandangan sore itu. Tiba-tiba seekor tupai meloncat di pohon kelapa depan rumahnya yang memang dikelilingi oleh pepohonan.

si ayah lalu menuding ke arah tupai dan bertanya kepada anaknya, “Nak, apakah benda itu?” “Tupai” jawab si anak. Si Ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi pertanyaan yang sama. si anak menyangka ayahnya kurang kurang mendengar jawaban darinya tadi lalu menjawab dengan nada sedikit kuat, “Itu tupai ayah!”
Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi dengan pertanyaan yang sama. si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan pertanyaan yang sama yang diulang-ulang, lalu menjawab dengan nada lebih kuat, “SEEKOR TUPAI!!” Si Ayah terdiam seketika. Namun tidak lama kemudian sekali lagi sang ayah mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepda si ayah, “Itu tupai, ayah!!!”
Tetapi si anak malah terkejut, karena sang ayah untuk kesekian kalinya membuka mulut hanya untuk bertanya hal yang sama. dan kali ini si anak benar-benar hilang kesabaran dan menjadi marah. “Ayah!!! Saya tidak tahu ayah paham atau tidak. Tapi sudah 5 kali memberikan jawaban. Apa lagi yang ayah mau saya katakan??? Itu seekor tupai, t u p a i , ayah...” kata si anak dengan nada yang begitu marah.
Sang ayah lalu berdiri dari duduknya dan masuk ke dalam rumahmeninggalkan si anak yang kebingungan sambil dalam hatinya yang marah dan kesal. sesaat kemudian sang ayah keluar lagi dengan sesuatu di tangannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih geram dan bertanya-tanya. diperlihatkannya sebuah diary lama. “Coba kau baca apa yang ayah tulis di dalam diary ini.” pinta si ayah.
Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut. “Hari ini aku di teras rumah melayani anakku yang genap berumur 5 tahun, tiba-tiba seekor tupai meloncat ke pohon kelapa yang masih kecil di samping rumah. Anakku terus menunjuk ke arah tupai dan bertanya, “Ayah, apa itu?” dan aku menjawab ‘Tupai.” walau bagaimanapun anakku terus bertanya soal yang serupa dan setiap kali pula aku menjawab dengan jawaban yang sama. hingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa cinta dan sayangku aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Aku berharap ini menjadi suatu pendidikan yang berharga bagi anakku kelak.”
To be continued

No comments: